Dalam sesi brownbag ketiga IDSCL yang membahas tentang perkembangan asesmen riset global dan keterbukaan informasi riset tanggal 24 April 2024 juga didiskusikan beberapa hal. Salah satunya soal bagaimana peran kebijakan riset yang dapat menggerakkan perilaku individu peneliti.
Disadari bahwa kebijakan, pada intinya, memainkan peran transformatif dalam membentuk perilaku individu dan komunal. Peran kebijakan itu menyangkut beberapa hal diantaranya.
Peran Pivotal Insentif dan Kebijakan
Kebijakan yang dilengkapi dengan insentif atau pencegah yang terstruktur dengan baik dapat sangat mempengaruhi pilihan individu dan norma sosial. Misalnya, insentif ekonomi untuk adopsi energi hijau mendorong individu dan perusahaan untuk beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan, sehingga menumbuhkan budaya kesadaran lingkungan. Perubahan perilaku ini, yang dipandu oleh kebijakan, menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah dan organisasi dapat menyebabkan perubahan substansial dalam perilaku kolektif.
Kebijakan adalah alat yang kuat untuk membentuk perilaku dan mempromosikan perubahan sosial. Baik melalui insentif, penetapan norma, atau promosi transparansi dan akuntabilitas, kebijakan yang dirancang dengan baik dapat menyebabkan perbaikan signifikan dalam pola perilaku individu dan kolektif. Ke depan, penciptaan dan implementasi kebijakan yang bijaksana akan tetap menjadi pilar dalam membimbing evolusi norma dan praktik sosial menuju hasil yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat.
Rizqy Amelia zein
Mendorong Perilaku Berkelanjutan
Kebijakan lingkungan adalah bukti dari dampak mendalam kerangka legislatif terhadap tindakan individu. Inisiatif yang memungut pajak emisi karbon atau memberikan subsidi untuk sumber energi terbarukan membuat keberlanjutan tidak hanya menjadi pilihan etis tetapi juga pilihan finansial yang masuk akal. Dengan mengubah analisis biaya-manfaat dari pilihan kita sehari-hari, kebijakan membuat perilaku berkelanjutan lebih mudah diakses dan menarik bagi segmen populasi yang lebih luas.
Kebijakan sebagai Katalis Perilaku
Di luar insentif, kebijakan bertindak sebagai katalis untuk perubahan perilaku dengan menetapkan standar dan norma yang mendefinisikan ulang praktik yang dapat diterima dalam masyarakat. Peraturan yang membatasi penggunaan plastik atau mewajibkan program daur ulang membantu menumbuhkan lingkungan di mana praktik berkelanjutan menjadi norma, bukan pengecualian. Kebijakan semacam itu tidak hanya memandu perilaku segera tetapi juga membantu dalam membentuk sikap jangka panjang terhadap keberlanjutan dan konservasi.
Peran Transparansi dan Akuntabilitas
Transparansi dalam pembuatan dan implementasi kebijakan memainkan peran penting dalam memastikan kebijakan ini efektif dalam mengubah perilaku. Ketika individu memahami alasan di balik kebijakan dan melihat dampak nyata dari kepatuhan mereka, mereka lebih cenderung menyesuaikan perilaku mereka sesuai dengan kebijakan ini. Selain itu, mekanisme akuntabilitas memastikan bahwa penyimpangan dari kebijakan ini dikoreksi, sehingga menjaga integritas dan efektivitasnya.
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun potensi kebijakan untuk mempengaruhi perilaku sangat besar, desain dan implementasi kebijakan ini harus ditangani dengan hati-hati. Kebijakan yang tidak sesuai dengan demografi targetnya atau yang gagal mempertimbangkan konteks lokal dapat menyebabkan perlawanan atau hasil yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pembuat kebijakan harus terlibat dalam penelitian menyeluruh dan konsultasi pemangku kepentingan untuk merancang kebijakan yang efektif dan adil.
Beberapa hal ini yang dapat disimak dalam diskusi kemarin yang juga dapat disimak ulang di akun youtube.
Tinggalkan komentar